watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Kekasih yg kusayang

Saya seorang murid SMU Negeri kelas 2.
Umurku 17 tahun dan mempunyai
seorang kekasih yang berumur 19 tahun.
Pacar saya sudah bekerja di X properti
dan mengambil kuliah sore di Y.
Suatu saat saya dan pacar saya
(bernama Wanda) menonton film Titanic
di Mall Taman Anggrek. Film pun
dimulai, dan saya pada waktu itu sedang
sedikit marah sama dia. Dia bertanya
"Kenapa sih kamu dari tadi diam saja?"
Saya pun diam saja dan pura-pura tidak
mengacuhkan.
Mungkin lama-lama dia kesal, dan
semakin mendekati saya dan langsung
mencium bibir saya. Saya pun kaget dan
berpikir tidak biasanya pacar saya agresif
begini. Saya pun bingung dan akhirnya
lunak, lalu berbicara seperti biasa
dengannya. Seiring dengan adegan film
yang romantis, ciuman kita pun semakin
menjadi-jadi. Lama kelamaan saya
semakin mendekati dia. Dia menaruh
kedua kakinya di atas paha saya. Selama
di bioskop tidak banyak yang dapat kita
lakukan. Saya hanya berusaha
memainkan tangan saya ke daerah
kemaluannya yang dibawah. Berkali-kali
saya gosokkan tangan saya agar dia
terangsang, karena dia memakai jeans.
Tiba-tiba dia langsung menjauhi saya
dan duduk seperti biasa, jelas saya
bingung. Saya bertanya, "Kenapa
kamu?" Dia bilang, "Lihat dong
keatas!" (kita duduk di barisan paling
belakang), kontan saya kaget. Ternyata
kita telah disaksikan beberapa penjaga
bioskop yang kebetulan ada di atas kita.
Saya dan pacar saya malu sekali.
Terpaksa adegan yang sebentar lagi seru
itu kita tunda.
Akhirnya film habis dan saya harus
mengantarkan dia pulang. Beberapa kali
saya sengaja memperlambat mobil dan
menunda waktu perpisahan saya,
dengan harapan adegan seperti tadi akan
terulang. Ternyata dia bersikap biasa saja
dan hanya mengobrol. Karena ingin
membuat suasana yang lebih tegang,
saya beranikan menaruh tangan saya di
pahanya, dia diam saja. Tetapi mesin
memaksa saya untuk memindahkan
gigi. Dia hanya mengobrol biasa seakan-
akan tidak ada nafsu apa-apa. Akhirnya
kita sudah sampai di depan rumahnya.
Seperti biasa saya masuk dulu ke
rumahnya. Dia bilang ke saya, "Kamu
masuk saja ke kamar saya dulu, saya
mau buat minum dulu buat kamu." Saya
pun masuk ke kamarnya dan langsung
tidur di kasurnya. Saya mengantuk dan
sudah kehilangan gairah. Saya pikir
sudah tidak mungkin terulang lagi.
Ternyata saya salah.
Dia akhirnya masuk dan membawa
minum buat saya dan saya lihat dia juga
membawa VCD. Dia bilang, "Kamu mau
nonton nggak?" Saya iseng menjawab,
"Akh film biasa nggak mau, maunya BF."
Dia hanya tersenyum dan berkata, "Coba
saja setel." Saya pun menyetel dan
ternyata itu film yang berbau porno.
Saya bilang "Kamu kok berani? Nanti
kalau ada yang masuk gimana?" Katanya
kakaknya tidak akan pulang sampai
besok dan kedua orang tuanya lagi di
Swiss.
Kita pun menyaksikan adegan itu.
Mungkin karena dia sudah pernah
menontonnya, jadi dia kurang
memperhatikan filmnya, dan bersender
di dada saya. Saya malu karena dada
saya berdegup, dan saya mulai
menciumi rambutnya. Dia membalas
dengan mengecupkan bibirnya ke kaos
saya. Saya tarik dia supaya saya dapat
mencium bibirnya. Akhirnya kami
berpelukan dan dia berada di atas saya.
Saya membuka kaos saya, agar badan
yang selama ini saya bentuk dapat
dipamerkan. Dia mengelus-elus dada
saya, perlahan saya masukan tangan
saya ke bagian belakang badannya. Lalu
saya buka branya yang bernomor 34B+
itu. Saya turunkan dia dan taruh di sisi
badan saya. Sambil menciumi lehernya
yang sudah mulai banyak tanda biru-
biru itu saya buka cardigans-nya. Dan
terlihat dadanya yang menyembul itu.
Dia lalu mematikan lampu, hingga hanya
cahaya TV yang ada. Dia bilang malu
karena baru pertama kali.
Saya lalu menjilati putingnya, dan
mencupang di bagian bawah
payudaranya. Dia terlihat senang dan
matanya merem-melek. Sekitar 7 menit
saya menghisap dan memainkan
putingnya. Saya jilat dengan ujung lidah
saya, ke kiri-kanan-atas-bawah dan saya
gigit perlahan. Napasnya mulai
mendesah dan merintih. Membuat
kemaluan saya segera bangun, lalu saya
bimbing tangannya agar memegang
kemaluan saya. Dia pun memegang tapi
tidak dimainkan. Dia bilang "Kok tidak
sebesar yang di film?" Saya diam,
memang panjangnya hanya 12 cm.
Lalu saya bilang, "Wan celananya saya
lepas ya?" Dia hanya menunduk sambil
merem. Saya buka dan terlihat cairan
lembab menodai CD-nya sedikit. Bulu-
bulunya lumayan lebat dan saya belah
agar terlihat lembahnya. Saya ciumi,
ternyata baunya sempat membuat jijik
juga. Saya biasakan dan saya mainkan
dengan jari saya. Saya usap clit-nya dan
terasa badannya menegang. Lalu saya
jilati, asin dan apek rasanya, karena dia
masih perawan. Lama saya jilati sekitar
15 menit dan semakin lama lembahnya
menjadi becek. Saya bilang, Wan gantian
dong kemaluan saya kan kepingin
dicium juga. Dia tidak mau, tapi saya
taruh penis saya dekat bibirnya. Saya
yakinkan dia kemaluan saya tidak kotor.
Akhirnya dia merubah posisi dan saya
telentang. Dia menghisap kemaluan saya
yang semakin menegang. Setelah 5
menit dia bilang "Sudah akh... gantian
dong." Saya bilang "Saya masukan saja
yach..?" Dia bilang terserah asal jangan
hamil. Perlahan saya masukan dan
berusaha menerobos lembahnya. Dia
mengerang kesakitan dan menahan
perut saya. Lembahnya terasa sempit
dan saya paksakan, dia sempat menjerit.
Saya berhenti sebentar dan meneruskan
lagi. Suatu saat dia menegang dan
matanya berkaca-kaca. Saya rasakan ada
yang lain. Ternyata dia berdarah dan 3/4
kemaluan saya sudah masuk ke
liangnya. Dia bilang sakit, dan saya
meneruskannya. Menaik-turunkan pantat
saya. Lama-lama rintihannya sudah
berubah nada menjadi rintihan yang
menggairahkan. Saya semakin
terangsang dan terus saja menaik-
turunkan pantat saya. Kemaluan saya
sudah sepenuhnya amblas dan naik lalu
amblas lagi. Dia terus saja merintih dan
merem-melek sambil menciumi bibir
saya. "Ach... ach.. ach... huuhhs.. ach..
hh hhehh.. hh... heshh." Terus-terusan
saja begitu sekitar 20 menit. Akhirnya
saya merasakan sesuatu, seperti hampir
mencapai klimaks, dan lembahnya pun
sudah deras sekali keluar cairan yang
membuat bunyi, "Clek.. blek.. blekk..
ble... plek.. plek... plek... cek.. chekk..."
Saya tahan dan saya keluarkan kemaluan
saya supaya tidak segera keluar
spermanya. Lalu kembali saya mainkan
clit-nya dan menjilati, beceknya sudah
tidak karuan, tetapi itu semua menjadi
lebih nikmat. Kembali saya masukan
kemaluan saya dan terus lembahnya
saya kocok dengan kemaluan saya. Dia
sudah tidak tahan dan terus mendesah
lirih, sambil sekali-kali menjerit. Saya
berhenti, tetapi dia bilang, "Terusin saja,
Wanda benar-benar sudah mau klimaks
nih!"
"Ach... hhuhahh... ehmm... hmmhh
achh... ouchh." Setelah sekitar 10 menit
saya juga sudah merasakan sperma
saya hampir keluar. Dan segera saya
cabut dari lembahnya. Lalu saya bilang,
"Wan isapin dong." Dia lalu mengambil
kaos saya dan melap kemaluan saya,
katanya dia geli malihat kemaluan saya
becek begitu. Setelah melap hingga
kering, dimasukannya ke mulutnya.
Saya tekan dalam-dalam dan merasakan
bibirnya yang hangat dan merah itu. Dia
menghisap sambil telentang dengan
nafsu, terasa sekali bibirnya yang seksi
itu menguncup dan menghisap, tak lama
saya memegang dagunya, lalu saya
tahan pipinya. Sehingga semua sperma
saya keluar di dalam mulutnya, dia kaget
dan dengan reflek memuntahkannya
sehingga semua pipinya belepotan. Saya
bilang, Wanda kamu kan tadi sudah
puas, bikin saya puas dengan
menelannya (karena saya paling puas
jika kekasih saya sendiri yang menelan
sperma saya). Dia pun menggangguk
dan kembali menghisap kemaluan saya.
Dia menjilati semua sisa-sisa sperma
saya dan menelannya.
Saya tersenyum puas, dan saya tanya,
"Gimana rasanya Wan?" Dia bilang,
"Amis rada asin tapi nikmat juga kok,
licin-licin rasanya." Lalu saya
memasukan sperma saya yang ada di
pipinya ke dalam mulutnya. Dia
mendecak-decak dan menelannya. Saya
lalu merasakan semua ketegangan hilang
dan berubah menjadi lemas. Saya pun
tidur disampingnya, tak lama dia ke
kamar mandi untuk membersihkan
dirinya. Saya pun terlelap dan pulang
besok harinya.


Adult | GO HOME | Exit
1/1053
U-ON

inc Powered by Xtgem.com